
Nama Adrien Silva mungkin gak se-viral Bruno Fernandes atau Bernardo Silva. Tapi di era 2010-an, dia adalah otak lini tengah Sporting CP dan jadi bagian dari timnas Portugal yang menjuarai EURO 2016. Sayangnya, kariernya di Eropa sempat “kebentur nasib” gara-gara… keterlambatan 14 detik.
Yup, lo gak salah baca. Adrien Silva sempat kehilangan momen emas di Premier League hanya karena proses administrasi telat beberapa detik. Tapi di balik semua itu, dia tetap dikenal sebagai gelandang yang elegan, cerdas, dan punya mental petarung.
Sporting CP: Tumbuh dan Bersinar di Rumah Sendiri
Adrien lahir 15 Maret 1989 di Angoulême, Prancis, tapi darah Portugal mengalir kuat. Di umur 12 tahun, dia udah masuk akademi Sporting CP, tempat legenda macam Cristiano Ronaldo, Figo, dan Nani juga dibentuk.
Dia sempat dipinjamkan ke Maccabi Haifa dan Académica, tapi begitu balik ke Sporting, dia langsung jadi:
- Kapten tim
- Pemain paling konsisten di lini tengah
- Pengatur tempo dan eksekutor bola mati
Gaya mainnya:
- Gelandang tengah dengan kemampuan bertahan dan distribusi bola
- Nggak flashy, tapi tahu kapan nahan bola dan kapan ngelepas
- Jago penalti dan free kick
EURO 2016: Juara Eropa dari Bangku Cadangan
Di timnas Portugal, Adrien bukan starter tetap. Tapi di EURO 2016, dia masuk skuat dan tampil di beberapa laga penting:
- Jadi starter di perempat final vs Polandia
- Masuk dari bangku cadangan di laga-laga berat
Meskipun bukan sorotan utama, dia tetap berkontribusi di turnamen bersejarah itu. Portugal akhirnya keluar sebagai juara Eropa untuk pertama kalinya.
Transfer Gagal: 14 Detik yang Mengubah Nasib
Setelah performa oke di Sporting dan EURO, Leicester City sepakat beli Adrien Silva tahun 2017. Tapi…
Dokumen transfernya dikirim 14 detik terlambat dari deadline FIFA. Akibatnya:
- FIFA menolak registrasi
- Adrien gak bisa main selama 4 bulan pertama musim itu
- Dia cuma latihan dan nonton dari tribune
Ketika akhirnya bisa main, momentumnya udah hilang. Leicester udah punya pemain yang lebih nyetel, dan Adrien jadi susah dapet tempat.
Karier Selanjutnya: Cari Nafas Baru
Setelah Leicester:
- Dipinjamkan ke AS Monaco, performa cukup stabil
- Balik ke Portugal bareng Braga
- Terakhir main di Sampdoria dan klub-klub kecil Eropa
Walau gak pernah balik ke level top, dia tetap jadi pemain profesional yang dihargai karena etos kerja dan attitude.
Statistik Karier (hingga 2023)
- Sporting CP: 240+ laga – 39 gol
- Leicester City: 21 laga – 0 gol
- Timnas Portugal: 26 caps – 1 gol
- Trofi besar:
- EURO 2016
- Taça de Portugal (2015)
Kesimpulan: Adrien Silva, Maestro Kalem yang Sial tapi Elegan
Adrien Silva bukan pemain yang bikin heboh stadion. Tapi dia adalah tipe gelandang yang bikin tim stabil, tenang, dan disiplin. Sayangnya, kariernya di luar Portugal gak pernah benar-benar meledak. Bukan karena kualitas, tapi karena nasib kadang emang nggak adil.
Meski begitu, dia udah cetak sejarah: juara Eropa, kapten Sporting, dan simbol loyalitas sepak bola Portugal.